Tingkatkan Literasi Digital, Bawaslu Susun Strategi Pengawasan Siber
|
Bali, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menuturkan, pengawasan yang dilakukan Bawaslu tidak hanya terjun langsung ke lapangan. Dalam era digital saat ini, Bawaslu juga melakukan pengawasan di media sosial. Maka Bawaslu harus mengikuti perkembangan zaman dengan meningkatkan sistem pengawasan berbasis internet pada pemilu 2024.
“Pemilu tahun 2019 mengajarkan kita (Bawaslu), bahwa literasi digital harus dipahami semua kalangan agar tidak termakan hoaks dan ujuran kebencian," ungkapnya dalam Rapat Koordinas Nasional (Rakornas) Pengawasan Siber dan Persiapan Pengawasan Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu 2024 di Bali, Kamis, (6/10/2022).
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas Lolly Suhenty mengatakan, saat ini Bawaslu tengah mempersiapkan komunitas digital pengawasan partispatif. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk respon percepatan Bawaslu dalam melakukan pengawasan di ruang digital.
“Kita punya modal besar untuk keanggotaan komunitas ini, yaitu adanya Sahabat Bawaslu seperti Alumni SKPP, Saka Adhyasta, dan Forum Warga yang akan dibina dalam komunitas yang terbentuk," ujarnya.
Anggota Bawaslu Herwyn J.H Malonda mengatakan Bawaslu akan memaksimalkan pengawasan dalam bentuk siber. Tujuannya untuk mencegah munculnya konten-konten seperti hoaks, ujuran kebencian di medsos agar tidak menjadi pemecah belah masyarakat pada Pemilu 2024.
Dalam Rakornas ini Bawaslu sedang melakukan pemetaan kerawanan pengawasan penyusunan daftar pemilih Pemilu 2024. Dikatakan Herwyn, dlam persiapan pengawasan daftar pemilih, penting untuk memperhatikan agar kasus-kasus seperti penggelembungan suara yang diakibatkan oleh perpindahan pemilih dari tempat satu ke tempat lain, agar dapat diatasi.
“Bawaslu harus konsen terhadap daftar pemilih kedepannya, lakukan pengawasan secara komprehensif, mutakhir dan update, demi melindungi dan menjamin hak pilih pemilih," kata Herwyn.
Sumber : Bawaslu RI